Helsinki - Konsumsi kopi warga Finlandia tertinggi di dunia.
Dengan populasi 5,47 juta jiwa dan GDP (ppp) USD 41.690 per kapita per
tahun, negara ini merupakan pasar kopi sangat menggiurkan.
"Warga
Finlandia dikenal sebagai salah satu peminum kopi terbanyak, dengan
konsumsi rata-rata 11-12 kg per kapita per tahun," ujar
Dubes RI Helsinki Wiwiek Setyawati Firman kepada detikcom, Kamis (28/4/2016).
Data
online pada Center for the Promotion of Import CBI.eu menyokong
pernyataan ini: konsumsi kopi salah satu negara Skandinavia dekat kutub
utara itu rata-rata 12 kg per kapita per tahun. Fakta ini menempatkan
Finlandia pada posisi penikmat kopi nomor wahid di dunia.
"Untuk
itu diperlukan promosi kopi Indonesia kepada masyarakat Finlandia secara
berulang kali dan berkesinambungan," imbuh Dubes.
Menilik potensi pasar Finlandia yang tinggi
itulah Indonesia mengambil bagian pada Helsinki Coffee Festival 2016
(22-24 April 2016) untuk mengenalkan beragam kopi Indonesia. Di samping
itu pasar Finlandia untuk kopi juga disebut oleh Euromonitor sebagai
mature dan stabil.
Selama tiga hari berbagai jenis kopi Indonesia
dari ujung Sumatera di belahan Barat sampai Flores di belahan Timur
menjadi pusat perhatian para pecinta kopi, pemilik roastery dan kafe,
hingga perusahaan kopi besar di Finlandia.
Menurut Dubes, dalam
upaya mempromosikan kopi Indonesia ini sangat diperlukan dukungan penuh
dari pemerintah, pelaku usaha dan para pemangku kepentingan lainnya.
"Kita
harapkan berbagai jenis kopi Indonesia dapat lebih luas penetrasinya ke
pasar Finlandia dan negara-negara Eropa pada umumnya," demikian Dubes.
Partisipasi
Indonesia pada Helsinki Coffee Festival 2016 itu atas kolaborasi antara
KBRI Helsinki dan KBRI Kopenhagen serta dengan para Co Exhibitor
perusahaan dari Indonesia dan dari Denmark, yang mengimpor komoditi dari
Indonesia.
Stand Indonesia terlihat ramai dikunjungi para
penggila kopi, terutama pada cupping session. Sebanyak 8 coffee
specialty disajikan: kopi Bali, kopi Blawan, kopi luwak, kopi Flores,
kopi Toraja, kopi Pasundan, kopi Papandayan, dan kopi Gayo.
Cupping
session adalah sesi mencicipi cita rasa, aroma, dan karakter kopi. Para
pengunjung mendapat kesempatan untuk mencicipi berbagai jenis kopi
Indonesia. Mereka juga mendapat kejutan berupa demo cara menyiapkan
varian kopi tubruk dan kopi talua (kopi telur), yang selama ini belum
mereka kenal.
Secara acak, pengunjung menilai kopi dari bumi
Sumatera cenderung bercita rasa liar, menggigit, mushroomy, funky,
karakter keasamannya rendah, lembut dan fuller-bodied (lebih nendang di
langit-langit mulut dan pangkal lidah, -red).
Sedangkan kopi dari
bumi Flores dideskripsikan antara lain sebagai renyah manis, rasa dan
aromanya mencolok, ada sensasi rasa coklat dan walnut atau pecan, aroma
kopinya kuat dengan sensasi mirip buah cherry hitam.
"Untuk lebih
mengedukasi publik pecinta kopi di Finlandia, Indonesia pun
memanfaatkan sesi dialog mengenai industri dan kualitas kopi Indonesia,"
tutur Counsellor Ekonomi Yana Rudiyana.
Termasuk di dalamnya
informasi mengenai pembinaan yang diberikan kepada para petani kopi.
Menurut Yana hal ini penting diinformasikan, karena para penikmat kopi
di kawasan Skandinavia sangat peduli kualitas kopi dan kesejahteraan
para petaninya.
Konsumsi kopi di Finlandia per tahun dilaporkan
mencapai 54,7 juta kg (2014). Sebanyak 46,4 juta kg roasted coffee (kopi
panggang) siap konsumsi diproduksi oleh perusahaan-perusahaan
pemanggangan dalam negeri Finlandia, 7,3 juta kg lainnya diimpor,
selebihnya sebanyak 1 juta kg dikonsumsi sebagai kopi cepat saji.
Kebutuhan
kopi di Finlandia yang mencapai jutaan kg itu jelas peluang
menjanjikan, sebab tanaman kopi memang tidak bisa tumbuh di negeri empat
musim ini.
Beberapa produk kopi reguler Indonesia diketahui
memang sudah beredar di pasar Finlandia melalui perusahaan pemasok kopi
terbesar di Finlandia dengan merek Jawa Blawan Indonesia dan Kopi Gayo
Sumatera.
Namun data CBI.eu menunjukkan bahwa kopi mentah yang
masuk ke Finlandia berasal dari Brazil (40%), Kolombia 15%, Honduras
5,1%, Nikaragua 3,6%, Kenya 3,5%, dan Peru 3,4%. Sisanya diimpor dari
sesama negara Eropa dalam bentuk sudah dipanggang.
Indonesia
nampaknya belum menjadi negara pemasok kopi yang diperhitungkan di
Finlandia. Potensi pasar dan peluang itu kini ada di depan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar