Subang- Ada yang menarik jika anda melintasi jembatan Sewo di jalur pantai
utara . Terlihat sejumlah warga memegang sapu mengharapkan uang yang
dilemparkan para penggendara yang melintasi Jembatan yang terletak tepat
di perbatasan wilayah Subang dan Indramayu itu.
Ada sekitar 15 orang yang menyebar di pinggir jembatan. Pengais
rejeki itu sebagian besar didominasi oleh anak-anak, namun ada juga
remaja hingga paruh baya.
Dengan memakai kaos yang dililitkan di kepala untuk melindungi dari
terik matahari, mereka tampak seperti tengah membersihkan jalan sambil
menunggu derma dari pelintas jembatan tersebut. Tak ada raut takut akan
tertabrak oleh kendaraan yang sedang berlalu lalang.
Ketika, beberapa logam atau lembaran rupiah dilemparkan dari balik jendela mobil
.
Dengan sigap mereka berebut satu sama lain untuk memungut 'rejeki' itu.
"Lima ribu, lumayan Mas," tutur Junaidi (28), seusai mengambil recehan
itu.
Junaidi menuturkan, sudah menjadi kebiasaan bagi pengemudi yang tahu,
untuk melempar uang receh saat melintasi jembatan. Menurutnya, ada
semacam kepercayaan warga setempat, yaitu dengan melempar uang di
Jembatan Sewo akan membawa berkah bagi si pelempar.
"Kalau mereka melempar uang, diyakini
nanti keinginannya itu akan terkabul. Atau mungkin saja, ada orang yang
nazar agar mereka selamat dalam perjalanan, atau ingin anak-anaknya
sukses," tutur Junaidi yang mengaku per hari bisa mendapat penghasilan
Rp 10.000 hingga Rp 15.000 itu dari pekerjaannya itu.
Junaidi menceritakan asal muasal munculnya kegiatan saweran
tersebut. Menurut keterangan para leluhurnya, jauh sebelum jembatan itu
dibentuk, di bawahnya dialiri kali yang dipenuhi siluman buaya. Konon,
beberapa warga yang ingin menyebrangi sungai itu dengan getek,
seringkali tidak selamat karena terjatuh. Tak jelas alasan mengapa
mereka sampai terjatuh.
"Setelah itu, ada dua saudara yang bernama
Saida dan Saini. Mereka berniat untuk melintasi sungai itu, dan
bernazar, jika berhasil melewati sungai itu, mereka akan memberikan
sesembahan seperti ayam, atau bebek. Dan akhirnya mereka berhasil, nah
semenjak itu, orang selalu percaya dengan melemparkan sesembahan ke Kali
Sewo agar dapat selamat," ungkap Junaidi.
"Tetapi kalau dulu pakai ayam, bebek, sekarang pakai uang receh ini," imbuhnya.
Cerita
sama datang dari Fadoli (27). Warga Desa Sukra, Kapubaten Indramayu ini
mengatakan, seringkali beberapa pengemudi kendaraan mengalami kejadian
aneh usai melintasi jembatan Sewo. Hal itu terjadi karena keluhan para
pengendara mengenai keberadaan para 'pencari receh' itu di pinggir
jalan. "Banyak yang kesurupan kalau lewat jembatan ini (bersikap)
ga sopan. Bahkan,
ngusirnya itu susah,
sampe bawa
dokter juga ga mampu. Akhirnya keluarga mereka sendiri yang menyerahkan
sesajen ke kali Sewo. Habis itu baru bisa sadar lagi," kata Fadoli.
"Jadi kalau mau
ngasih ya ngasih, kalau
engga ya engga. Padahal, mereka juga
kan engga maksa minta uangnya. Yang penting jangan ngomong sembarangan
lah kalau lewat Jembatan Sewu," imbuhnya.